Beberapa tahun belakangan mulai ditemukan beberapa bagian tembok di wilayah-wilayah Cina yang tak terjangkau.[3] Pada tahun 1998, ditemukan situs tembok dekat salah satu jalur sutra di antara provinsi Gansu dan Xinjiang.[3] Tembok-tembok yang dibangun dari tanah berpasir kuning dan ranting-ranting Eucalyptus marginata tersebut memiliki panjang 500 km, termasuk benteng pertahanan kokoh.[3] Penemuan ini menambah panjang tembok besar menjadi 2.700 km.[3]
Di gurun-gurun pasir di Daerah Otonomi Ningxia Hui yang sering berpindah-pindah, juga telah membuka bagian-bagian tembok dan benteng konstruksi Ming.[3]
Penemuan prasasti yang berisi ukiran tulisan di berbagai wilayah Cina
di sekitar tembok menjadi sumber sejarah tertulis penting tentang
dokumentasi pembangunan Tembok Raksasa Cina.[3] Prasasti paling awal adalah inskripsi Dinasti Qi Utara (550-577).[3] Prasasti Dinasti Ming banyak ditemukan di Beijing dan provinsi Hebei, namun terancam rusak atau hilang karena hujan, angin, erosi dan kerusakan lingkungan.[3]
Dalam penelitian itu, teknologi GPS dan infra merah yang digunakan
dapat membantu mendeteksi beberapa bagian yang terkubur akibat badai
pasir.[8] Bagian-bagian baru yang ditemukan adalah hasil konstruksi pada masa Dinasti Ming (1368-1644) yang membentang dari Pegunungan Hu di provinsi Liaoning bagian utara sampai Celah Jiayu di barat provinsi Gansu.[8] Proyek ini juga memetakan bagian-bagian tembok yang didirikan pada zaman Qin (221-206 SM) dan Han (206 SM-9M).[8]
Tidak ada komentar:
Posting Komentar