Walaupun merupakan situs yang dilindungi, Tembok Raksasa Cina
mengalami banyak kerusakan yang sebagian besar diakibatkan pembangunan
infrastruktur yang serampangan, pencurian artefak batu inskripsi dan
bagian-bagian tembok dan perbaikan yang dilakukan sembarangan.[3]
Laporan konservasi pada awal tahun 2004 melaporkan bahwa hanya 1/3
dari panjang 6.350 km tembok yang sekarang masih terpelihara, membuat
rentang tembok "semakin pendek".[3]
Banyak warga di sekitar situs-situs kuno tidak mengetahui mereka
tinggal berdekatan karena pandangan mengenai tembok raksasa merupakan
benteng arsitektur Ming yang kokoh, namun sebenarnya kondisi Tembok
Raksasa Cina tidak seragam.[3] Penduduk sekitar menggunakan batu bata tembok besar untuk membangun rumah dan kandang hewan ternak.[3]
Tembok yang berada di luar Beijing merupakan bagian yang paling
terancam, seperti di provinsi Shaanxi dan Ningxia. Dari 2.000 km rentang
tembok di provinsi Shaanxi, 1/3 dari 850 km dari struktur Ming telah
lenyap karena aktivitas pembangunan infrastruktur dan industri.[3] Sebanyak 40 lobang tembok ditembus oleh jalan untuk kendaraan.[3]
Sementara itu, tembok besar di Daerah Otonomi Ningxia Hui yang memiliki panjang 1500 km yang didirikan dari berbagai periode mulai dari Zaman Negara Berperang, Dinasti Qin, Dinasti Han, Dinasti Sui dan Dinasti Ming merupakan bagian yang rentan perusakan seperti dibobol untuk jalur kendaraan dan erosi.[3]
Upaya dan proyek-proyek renovasi telah dilakukan oleh pemerintah Republik Rakyat Cina guna memperbaiki kerusakan. Salah satunya dengan cara membuka jurusan Studi Tembok Raksasa (长城学;Changchengxue) di universitas-universitas lokal.[3] Studi ini adalah cabang baru sejarah Cina
yang dikembangkan untuk menarik perhatian arkeolog dan peneliti muda
untuk menelusuri sejarah tembok raksasa dan pelestariannya.[3]
Tidak ada komentar:
Posting Komentar