Menghadapi Ujian Nasional (UN) Dengan Baik
Ujian Nasional (UN)sudah hampir dekat. Setiap sekolah jauh-jauh hari
telah mempersiapkan diri seperti melakukan kegiatan pemantapan kepada
siswa. Dan mendekati pelaksanaan UN, persiapan semakin ditingkatkan baik
persiapan administratif maupun uji coba (Try Out) UN. Bahkan tidak
cukup di sekolah, banyak orang tua pun memasukkan anak-anaknya ke
lembaga-lembaga bimbingan belajar agar anak-anak mereka benar-benar siap
menghadapi UN.
Kendati sekolah telah banyak melakukan persiapan
menjelang UN, tidak dapat dipungkiri biasanya tensi ketegangan
meningkat. Satu hal yang sama-sama dikhawatirkan yaitu takut ada siswa
yang tidak lulus UN. Hal ini adalah perasaan yang wajar dan dapat
dialami siapapun. Oleh karena itu, di sini soft skill atau kecerdasan
emosional seseorang akan sangat berperan.
Ketika guru sibuk
mengasah hard skill siswa dengan memberikan kumpulan latihan-latihan
mata pelajaran UN, hal yang tidak kalah pentingnya adalah melatih soft
skill-nya. Hard skill berkaitan penguasaan ilmu pegetahuan, teknologi,
dan keterampilan teknis yang berhubungan dengan ilmunya. Sedangkan soft
skill adalah keterampilan seseorang dalam berhubungan dengan orang lain
(interpersonal skill) dan keterampilan mengatur dirinya sendiri
(intrapersonal skill) yang mampu mengembangkan unjuk kerja maksimal
(Dennis E. Coates). Soft skill disebut juga sebagai keterampilan lunak
berupa sifatsifat atau karakter positif yang terinternalisasi dalam diri
seseorang.
Soft skill erat kaitannya dengan kecerdasan
emosional. Dani Ronnie M. (2006:96) mengatakan bahwa kecerdasan
emosional, secara sederhanya dapat dikatakan sebagai kepekaan mengenali
dan mengelola perasaan sendiri (self awareness) dan orang lain
(empathy). Soft skill menjadi faktor kunci terhadap kesuksesan
seseorang. Sebuah penelitian menyebutkan bahwa kesuksesan seseorang 80
persen ditentukan oleh soft skill (kecerdasan emosional) sedangkan
kemampuan intelektual hanya 20 persen saja.
Dengan demikian,
berkaitan persiapan UN, peningkatan soft skill siswa menjadi hal yang
sangat penting. UN tidak hanya berkaitan dengan bagaimana siswa menjawab
sejumlah pertanyaan pada Lembar Jawaban Komputer (LJK), tetapi juga
berkaitan dengan kesiapan mental (soft skil) siswa menghadapi UN.
Sejumlah soft skill yang perlu ditanamkan kepada siswa antara lain;
Pertama,
ulet dan sungguh-sungguh. Hasil yang baik akan ditentukan oleh
sejauhmana keuletan seseorang dalam melakukannya. Jika dia melakukannya
asal-asalan atau asal jadi, maka hasilnya juga pasti tidak akan optimal.
Oleh karena itu, sifat ulet dan sungguh-sungguh sangat penting
ditanamkan kepada siswa. Tidak dapat dipungkiri bahwa dalam melakukan
suatu pekerjaan, seseorang kadang-kadang dihadapkan pada tantangan dan
hambatan baik dari dalam diri maupun dari luar. Hambatan dari dalam diri
misalnya rasa malas dan kurang motivasi, sedangkan hambatan dari luar
misalnya lingkungan yang kurang mendukung dan kendala teknis lainnya.
Kedua,
kerja keras dan menghargai waktu. Sebuah kesuksesan butuh kerja keras.
Tidak ada keberhasilan yang dicapai dengan berpangku tangan. Sukses
tidak datang dengan sendirinya. Sukses butuh cucuran keringat dan
pengorbanan. Orang yang suka bekerja keras akan sangat menghargai waktu.
Dia tidak akan pernah menyia-nyiakan waktu, sebaliknya akan
memanfaatkan waktu dengan sebaik-baiknya demi menghasilkan karya
terbaiknya karena sebagaimana pepatah bijak, waktu ibarat pedang, jika
tidak dimanfaatkan dengan baik, maka kita yang terperdaya oleh waktu.
Sukses adalah hasil yang dicapai oleh orang-orang yang bekerja keras dan
menghargai waktu.
Ketiga,
inisiatif dan kreatif. Seseorang yang ingin sukses tidak terlalu
bergantung kepada arahan pihak lain. Dia akan memiliki inisiatif dan
kreativitas. Dia merasakan sukses sebagai suatu kebutuhan bukan paksaan
dari pihak lain. Begitupun siswa yang ingin sukses menghadapi UN, dia
akan memiliki inisiatif dan kreativitas untuk mau belajar baik
sendiri-sendiri maupun secara berkelompok. Hal ini yang tampaknya belum
muncul di kalangan siswa karena pada umumnya siswa mau belajar jika
dipaksa-paksa atau diawasi oleh guru.
Keempat,
kerjasama. Disamping sebagai individu, manusia juga adalah makhluk
sosial yang memerlukan bantuan orang lain ketika menghadapi kesulitan.
Oleh karena itu, manusia tidak bisa egois, harus mau hidup
bermasyarakat, dan membangun solidaritas dengan sesamanya. Berkaitan
dengan pelaksanaan UN, siswa mungkin saja menghadapi kesulitan ketika
belajar sendiri, oleh karena itu dia perlu untuk meminta bantuan guru
atau teman-temannya untuk menyelesaikan kesulitan yang dihadapinya.
Sifat kerjasama akan menanamkan kepada siswa untuk mau saling membantu
karena kesuksesan yang hakiki adalah ketika seseorang bisa bermanfaat
bagi yang lainnya.
Kelima,
tanggung jawab. Dalam persiapan UN, biasanya guru memberikan tugas
kepada siswa untuk mempelajari buku-buku latihan soal UN. Buku tersebut
selain digunakan untuk pengayaan di sekolah, juga diminta untuk
dipelajari siswa di rumah. Oleh karena itu, siswa perlu untuk memiliki
rasa tanggungjawab untuk mengerjakan soal-soal latihan tersebut. dan
jika menghadapi kesulitan, bisa meminta bantuan guru atau
teman-temannya.
Keenam, optimistis
dan percaya diri. Islam mengajarkan kita untuk selalu optimistis dalam
menghadapi masalah atau mengerjakan suatu tugas. Optimistis menjadi
tenaga yang luar biasa bagi seseorang dalam mencapai kesuksesan. Allah
tidak akan mengubah nasib suatu kaum kecuali kaum itu sendiri yang
mengubahnya. Tidak dapat dipungkiri ketika menghadapi UN, muncul
kekhawatiran tidak lulus. Dan ketika ada yang tidak lulus, siswa tidak
siap mental sehingga muncul berita di media, ada siswa yang sampai bunuh
diri karena malu dan tertekan tidak lulus UN. Sebuah pepatah arab
mengatakan “wan jadda wajadda” yang artinya barang siapa
bersungguh-sungguh maka dia akan mencapai apa yang dia inginkan, dan
Rasulullah SAW dalam salah satu haditsnya mengingatkan tentang
pentingnya niat karena segala pekerjaan tergantung kepada niatnya.
Ketujuh,
jujur. Tidak dapat dipungkiri bahwa pelaksanaan UN selalu diwarnai
penyimpangan. Antara lain tersebarnya kunci jawaban di kalangan siswa
walaupun kadang-kadang kunci jawaban palsu. Karena itu, sifat jujur
sangat penting untuk ditekankan kepada siswa. Jangan sampai untuk
mengejar kelulusan, dia mengorbankan kejujuran. Prestasi yang dicapai
dengan mengorbankan kejujuran tentunya akan tidak akan bermakna dan
membanggakan, justru akan membohongi diri sendiri.
Kedelapan,
tawakkal. Ketika semua usaha atau persiapan UN sudah dilaksanakan, maka
kita tinggal berdo’a dan bertawakkal kepada Allah. Kita sebagai manusia
hanya bertugas untuk mengoptimalkan ikhtiar, hasilnya kita serahkan
kepada Allah. Semua usaha yang dilakukan akhirnya bermuara kepada takdir
dan ridha Allah. Hanya kita harus yakin bahwa Allah akan memberikan
yang terbaik kepada kita, dan Allah tidak akan mengubah nasib suatu kaum
jika kaum tersebut tidak mau mengubah nasibnya.
Itulah delapan
soft skill siswa yang perlu ditingkatkan menjelang UN. Semoga Allah SWT
memberikan kekuatan kepada para pendidik dan kepada siswa untuk
memberikan hasil terbaik bagi kita. Amiin.
Tidak ada komentar:
Posting Komentar