Metro TV lewat acaranya Metro 10 bersama lembaga Frointer
menyelenggarakan survei untuk mengurutkan sepuluh band favorit di
Indonesia.
Untuk urutan yang terakhir, bersanding band yang digawangi Ian
Kasela, Moldy dan kawan-kawan, Radja. Band yang berdiri Maret sembilan
tahun lalu memakai nama Radja karena bermimpi menjadi raja di industri
musik Indonesia. Adib Hidayat, managing director majalah Rolling Stone
Indonesia, dijadikan narasumber oleh Metro TV. Ia menyebut Radja adalah
salah satu band yang memulai trend musik saat ini. Orang bilang metal,
“melayu total.” Selain Adib, ada Bita Harwantri, music director I-Radio.
Di radio tempat Bita bekerja, lagu-lagu Radja termasuk yang digemari.
Apalagi untuk lagu hits-hits mereka.
Selanjutnya, The Changcuters. Berdiri tahun 2005, dari pertemanan
personelnya di kampus. Jan Djuhana, dari perusahaan Sony Music, menilai
band ini memiliki colour yang berbeda. Untuk musik sangat easy listening.
Beda dengan Jan, Adib mengungkapkan, di musik Changcuters terdapat
banyak unsur The Beatles, Rolling Stone, bahkan ada kesan The Doors di
dalamnya. Sebagai vokalis, Tria gesturenya mirip Mick Jagger.
ST 12 di peringkat ke delapan. ST 12 merupakan akronim dari stasiun
timur nomor 12. Lagu-lagu band dari kota Bandung ini hampir merajai
setiap tangga lagu di I-Radio, ungkap Bita. Menyusul D’Massiv di posisi
berikutnya. Band ini sebenarnya cukup kuat karena pernah memenangi
sebuah festival musik yang disponsori peusahaan rokok besar.
Lagu-lagunya sempat menguasai tangga lagu dalam waktu yang lama.
“Secara materi telah siap di atas panggung, tapi banyak yang
menyayangkan dia plagiat beberapa unsur lagu dari musisi luar negeri.
Bahkan covernya juga dituduh memplagiasi.”
“Ini band baru yang berbunyi,” kata Adib Hidayat.
Menurut Bita, lagu D’Massiv sangat gampang, karena reff yang mudah diingat dan musik yang catchy dan easy listening.
Padi di ranking enam. Piyu, Fadli, Ari, Yoyo dan Rindra, memakai nama
Padi karena berharap musiknya dapat membumi. Lagu dari setiap albumnya
selalu masuk chat radio. Banyak yang berpendapat bahwa band ini
mengalami penurunan kualitas belakangan, tapi pendapat sebaliknya
mengatakan, semakin ke sini lagu dan musiknya makin menunjukkan
kedewasaan. Seperti kata Adib, modal Padi hanya lagu dan musik yang
bagus. Secara packaging dalam artian penampilan mungkin tidak bagus.
“Vokalis tidak fashionable, jadi tidak enak dilihat.”
Armand Maulana, mungkin sedikit dari banyak vokalis di Indonesia yang
berpenampilan aktraktif. Mengambil salah satu judul foto di majalah
Rolling Stone Indonesia edisi Desember 2009, “Armand Maulana
bertelanjang dada, satu dari musisi yang rajin fitnes”. Selain Armand,
personel Gigi diisi Dewa Budjana, Thomas, dan Hendy. Meski seringkali
terguncang dan ditinggalkan personelnya, Gigi masih mampu bertahan
belasan tahun. Salah satu kunci Gigi masih bertahan diungkapkan oleh
Adib Hidayat.
“Produknya tidak selalu full album, tapi tematik, makanya umurnya panjang. Album soundtrack dan religi misalnya.”
Di album terbaru ini, secara pasar lebih bagus dan diterima baik. Ini
tidak terlalu istimewa jika ukurannya Gigikita, sebutan untuk penggemar
Gigi. Tapi jika banyak anak muda, dan penggemar baru Gigi yang menerima
album ini, itu perkembangan yang baik. Di I-Radio, saat single My
Facebook diputar banyak listiner (sebutan untuk pendengar I-Radio) yang
merequest lagu ini. Karena, setahun terakhir jejaring sosial ini sedang
trend di Indonesia.
“Peter Pan langsung jadi idola baru saat awal kemunculannya.
Pemilihan lirik yang bagus, hingga lagunya sangat mengena,” ungkap Adib
Hidayat. Ia menambahkan, Peter Pan merupakan salah satu band yang sangat
memperhatikan lirik. Ini ditunjang dengan kehadiran Ariel sebagai
penulis lagu yang bagus.
Di tempat keempat ada Peter Pan, posisi selanjutnya?
Slank! Ya, band yang mempunyai penggemar setia yang sangat fanatik. Slankers dan OI
(Orang Indonesia), organisasi pemuja Iwan Fals, merupakan kumpulan
massa paling besar di Indonesia. Bahkan tak jarang seorang slankers juga
seorang OI, begitu sebaliknya. Tetapi di kalangan slankers
sendiri secara eksplisit tampak pemisahan antara slankers dulu dan
slankers kini. Maksudnya, slankers dulu, adalah mereka yang mengidolakan
Slank ketika masih diperkuat oleh Bongki Ismael Marcel, Indra Qadarsih
dan Pay Burman. Setelah mereka keluar, yang kemudian membentuk band baru
bernama BIP, masuklah pengganti-penggantinya. Ada Abdee Negara, Ridho
Hafiedz, dan Ivanka. Bersama Bim-bim dan Kaka, inilah Slank sekarang.
Tapi untuk seorang slankers, tidak ada slankers dulu atau kini. Semua
satu. Slank adalah slankers, slankers adalah Slank. Jiwa, lagu, musik
dan rock n roll!
“Slank, bukan hanya rocker dengan rambut gondrong dan penampilan. Mereka benar-benar sosok rockstrar,” Adib memberikan komentar.
“Kuat dalam hal pendekatan ke grassroot. Tema-tema lirik yang dekat dengan kehidupan nyata,” sambungnya.
Bita Harwantri mengatakan lagu Slank dari dulu hingga yang sekarang
banyak di request. “Tetapi lebih banyak lagu zaman dulu sih,” lanjutnya.
Jadi apa? Opini saya, secara musikalitas lirik dan lagu, Slank dulu
mungkin lebih kuat. Tapi untuk attitude, Slank sekarang mampu memberikan
yang terbaik untuk penggemarnya.
Posisi kedua dan jawara, ada Dewa19 dan Ungu. Untuk Dewa19, Adib
berpendapat band ini punya potensi yang luar biasa. Dimotori Ahmad
Dhani, Dewa19 mampu menempatkan dirinya di tempat tertinggi musik
Indonesia. Industri melihat, banyak lagu aneh dari mereka. Industri
menganggap sebuah blunder. Tapi menurut mereka apalagi untuk kapasitas
seorang Dhani atau Andra mungkin ini bukan blunder. “Ungu menjadi
favorit band Indonesia, wajar sekali. Karena selama dua-tiga tahun ini
banyak mengepung dimana-mana. Albumnya kuat dan diterima di pasar,” Adib
Hidayat memberi komentar untuk Ungu.
Tidak ada komentar:
Posting Komentar